Selasa, 17 September 2013

Memaknai Kemerdekaan

Ketika memikirkan tentang kemerdekaan yang tahun ini kita rayakan ke-68 tahun, saya berpikir merdeka itu apa? Apakah saya merdeka atau kemerdekaan seperti apa yang saya pahami. Ketika melihat kondisi bangsa saat ini, dimana pengangguran masih banyak, kasus kejahatan terjadi dimana-mana, kemiskinan, kasus-kasus perkosaan, penindasan dan semua hal yang buruk, jadi merdeka itu apa. Ketika memikirkan semua itu, saya merasa bahwa apa yang Paulus katakan dalam 2 Korintus 5 :1-10, bahwa selama kita tinggal di kemah tempat kediaman kita di bumi ini, kita merindukan rumah sorgawi kita yang Tuhan sediakan. Dan selama kita hidup di dunia ini kita mengeluh oleh beratnya tekanan. Tetapi kitapun sadar dan berusaha supaya berkenan kepada-Nya. Beberapa waktu yang lewat, saat teduh saya dari 2 Samuel 19:24-30, bagaimana Mefiboset menyongsong raja Daud yang pulang setelah pemberontakan Absalom. Mefiboset anak Yonatan keturunan Saul yang mendapat kasih karunia dari Daud. Ia hidup dalam pembuangan dalam keadaan timpang dan ketakutan. Menurut kebiasaan raja-raja zaman itu, semua keturunan musuh sudah seharusnya ditumpas habis, tetapi Daud tidak melakukan itu, ia justru mengembalikan apa yang menjadi hak Mefiboset. Mefiboset dianggap sebagai keluarga istana dan bisa makan sehidangan dengan raja dan para pangeran ( bdk. 2 Samuel 9:1-13) Ketika Daud berperang, dan semua anak raja menyertainya, pada waktu itulah pembantu Mefiboset bernama Ziba menipunya ( 2 Samuel 16: 1-4 ), sehingga ia tidak dapat menyertai Daud. Dan karena peristiwa itu, harta Mefiboset menjadi milik Ziba. Namun Mefiboset justru tak memperdulikannya, baginya Daud pulang dari medan perang dengan keadaan selamat sudah melebihi segalanya, lebih dari seluruh harta yang ia miliki. Apa artinya untuk kita yang mengaku sebagai orang percaya. Bukankah kita juga sama seperti Mefiboset, orang yang seharusnya dan sepatutnya menerima hukuman karena dosa, tetapi karena kasih karunia Allah kita dilayakkan menjadi anak-anak-Nya. Bagaimana kita menggunakan kemerdekaan kita? Apakah kita hidup sebebas kita? Atau kita menggunakan kemerdekaan kita untuk melayani Tuhan dan tinggal di dalam Tuhan. “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Galatia 5 :13”

Rabu, 11 September 2013

MEMULIAKAN TUHAN ( I Petrus 4: 7-11 karunia : Rm 12: 6-8 dan I Kor 12:8-10 ) Tujuan: 1. Mahasiswa mengetahui apa itu memuliakan Tuhan dan alasan memuliakan Tuhan. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana memuliakan Tuhan. Sasaran 1. Mahasiswa memuliakan Tuhan melalui hidup dan studinya. 2. Mahasiswa mengambil aplikasi praktis bagaimana memuliakan Tuhan. Apa Ketika menyiapkan apa yang akan saya sampaikan pada Persekutuan Doa ini, saya berpikir “apakah artinya memuliakan Tuhan?” Ada banyak tulisan dalam Alkitab yang berkaitan dengan kata “mulia”. Menurut KBBI, mulia memiliki 3 arti yaitu: 1. Tinggi ( kedudukan, pangkat, martabat ) 2. Luhur ( budi ) 3. Bermutu tinggi; berharga Sedangkan memuliakan yaitu menganggap ( memandang ) mulia; (sangat) menghormat, menjunjung tinggi. Mengapa Mengapa kita harus memuliakan Tuhan? Ada banyak sebenarnya alasan kita untuk memuliakan Tuhan. Salah satunya Kel. 15: 6 Mulia karena kekuasaan-Nya Kel. 15;11 Mulia karena kekudusan-Nya I Tawarikh 16: 9 “ Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib” Mzm 24:10 “ Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja kemuliaan” Wahyu 5: 12 “ Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian” Siapa Siapa yang harusnya memuliakan Tuhan? Jawabanya adalah kita semua, kita mengaku kenal dan yang telah mengalami keselamatan itu. Dimana Dimana saja kita berada, seharusnya kita memuliakan Tuhan. Ada sebuah cerita dari seorang pendeta dari Swedia bernama Carl Boberg. Suatu waktu ia sedang berjalan-jalan melalui hutan ketika tiba-tiba petir menyambar. Ia segera berlindung di bawah pohon oak purba dari dinginnya hujan dan angina. Kemudian seperti kemunculannya, badaipun tiba-tiba berlalu meninggalkan langit biru dan alam yang cemerlang. Boberg mendengar lonceng gereja dikejauhan. Ia dilingkupi kedamaian. Di hatinya lahir nada-nada pujian bagi Allah, yang kelak menjadi salah satu lagu pujian terbesar sepanjang masa. Lagu How Great Thou Art, yang menjadi lagu untuk memuji dan memuliakan Allah, Sang Pencipta. Lagu ini dalam Bahasa Indonesia, pujian ini berbunyi : “ Kami memuji kebesaran-Mu, ajaib Tuhan, ajaib Tuhan….” Kapan Setiap waktu dan keadaan II Samuel 6 Contoh Daud Bagaimana Amsal 3:9 dengan harta 1 Korintus 6:20 dengan tubuh Titus 2:10 dalam segala hal Kesimpulan: Fil 4: 8 “ Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di dengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Senin, 09 September 2013

Pit Stop

Menulis mungkin lebih mudah daripada berbicara langsung tapi yang lebih sulit adalah mengerjakan ^_^ Ketika diminta membawakan Firman Tuhan dalam PD Komponen beberapa waktu lalu, ngerasa pusingnya memikirkan apa yang mau disampaikan he..he.. banyak hal yang berputar dikepalaku, tapi kembali mikir lagi apa yang kira-kira sesuai dan akhirnya aku milih tema HPDT :) Siapa sih yang tidak pernah merasakan cape, kadang-kadang kelelahan secara emosi itu jauh lebih menguras tenaga dan pikiran dibanding kelelah fisik. Macam-macam orang punya cara sendiri kalo sudah mengalami kelelahan, ada yang pergi berlibur, jalan-jalan, tidur seharian, belanja, nonton film, baca buku, atau malah dengan berganti kesibukan. Mari kita melihat pertandingan formula one ( padahal nda ngerti-ngerti amat he..he..) Saya pernah membaca kalo dalam pertandingan balap seperti Formula One, rahasia untuk menjadi pemenang selain siap memacu mobil dengan kecepatan 300 km/jam, menyelesaikan puluhan lap ( putaran) dalam waktu yang sangat cepat dan satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu melakukan Pit-stop atau menepikan mobilnya sejenak untuk mengisi bahan bakar atau mengganti bagian mobil yang telah aus sedikitnya dua kali. Lalu apa hubungannya balap mobil dengan kita??? Kelelahan dalam pelayanan itu pasti pernah kita alami, lelah mengejar pertumbuhan AKK, lelah mengerjakan hal yang terlihat itu-itu saja, lelah mengurus persiapan acara, rapat dan kegiatan lainnya. Bersyukurlah karena ALLAH kita adalah ALLAH yang sangat mengerti akan rasa lelah itu, mari kita lihat di Markus 6: 30-32 "Kemudian Rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu IA berkata kepada mereka : Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika! Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidka sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi." Tuhan Yesus memahami pentingnya melakukan " Pit-stop" di tengah kesibukan pelayanan. Kelelahan selain mempengaruhi kesehatan juga membuat kita tidak dapat bekerja dengan maksimal. Kita tidak akan bisa mengisi orang lain secara penuh kalo kita sendiri juga tidak diisi, persekutuan pribadi kita dengan Tuhan itu adalah saat kita melakukan "Pit-stop" atau berhenti sejenak, membiarkan diri kita dibaharui, diisi dengan amunisi yang baru, sehingga akhirnya pelayanan kita bukan sekedar aktivitas semata untuk menunjukkan bahwa kita rohani tetapi pelayanan kita boleh menjadi alat bagi kemuliaan Tuhan. Selamat Melayani, Selamat Menikmati Waktu " berhenti sejenak dengan Tuhan" Tuhan Yesus memberkati :)